Langsung ke konten utama

Materi dan metode Qur'an Hadits (SMT 4)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Keberhasilan menanamkan nilai-nilai rohaniah (keimanan dan ketakwaan pada Allah swt) dalam diri peserta didik, terkait dengan satu faktor dari sistem pendidikan, yaitu metode pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan Illahiyah, sebab dengan metode yang tepat, materi pelajaran akan dengan mudah dikuasai peserta didik. Dalam pendidikan Islam, perlu dipergunakan metode pendidikan yang dapat melakukan pendekatan menyeluruh terhadap manusia, meliputi dimensi jasmani dan rohani (lahiriah dan batiniah), walaupun tidak ada satu jenis metode pendidikan yang paling sesuai mencapai tujuan dengan semua keadaan.
Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting daripada materi itu sendiri. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.
Setiap pendidik senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode yang akan digunakan dalam membantu peserta didik mempelajari konsep atau mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil pembelajaran adalah merupakan kerja sama antara guru dan peserta didik. Namun demikian, metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting di dalam keseluruhan interaksi pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu patut disadari oleh seorang pendidik bahwa tidak ada satu  metode pembelajaran yang terbaik atau cocok untuk semua  situasi dalam mata pelajaran.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits?.
2.      Bagaimana prinsip-prinsip metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits?
3.      Bagaimana bentuk alternatif  metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits?.
4.      Uraian singkat tentang materi Al-Qur’an dan Hadits?


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Metode Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits
Metode berasal dari bahasa Inggris “method” yang artinya cara. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia metode ialah “cara yang telah teratur dan terpikir baik baik untuk mencapai suatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya)”.
Zakiah Daradjat berpendapat adalah “suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan”.  Suryosubroto mengemukakan bahwa “metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”.
Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang sistematis dalam menyampaikan pengetahuan dan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pembelajaran artinya proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. Menurut Dimyati dan Modjiono berpendapat, pembelajaran adalah “kegiatan pendidik secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat peserta didik belajar aktif,yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.  Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi pembelajaran bagi peserta didik. Kegiatan ini meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusiawi ini meliputi peserta didik, pendidik, dan tenaga lainnya.
 Dari beberapa pengertian di atas maka yang dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan pendidik, peserta didik dan komponen lainnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan pendidik dan peserta didik  atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dan ditunjang oleh berbagai unsur lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Dengan demikian, metode pembelajaran Qur’an Hadits adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran Qur’an Hadits dari seorang pendidik kepada peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.
            

2.      Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Prinsip disebut juga dengan asas atau dasar, asas adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya dalam hubungannya dengan metode mengajar Quran Hadits. Prinsip yang dimaksud  adalah dasar pemikiran yang digunakan dalam mengaplikasikan metode mengajar Quran Hadits.
Tujuan yang ingin dicapai dalam metodologi pengajaran Quran Hadits khususnya adalah tercapainya efisiensi di dalam proses pembelajaran  Quran Hadits. Efisiensi dimaksudkan suatu prinsip didalam pendidikan dan pengajaran diharapkan hanya terdapat pengorbanan yang sedikit mungkin, tetapi dapat mencapai hasil yang seoptimal mungkin. Pengorbanan yang dimaksud meliputi faktor tenaga, waktu, alat, dan biayanya.
Adapun prinsip-prinsip metodologis yang di jadikan landasan psikologis untuk memperlancar proses kependidikan Islam (Qur’an Hadits) yang sejalan dengan ajaran Islam adalah:
1.      Prinsip memberikan suasana kegembiraan.
2.      Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut.
3.      Prinsip kebermaknaan bagi peserta didik.
4.      Prinsip prasyarat.
5.      Prinsip komunikasi terbuka.
6.      Prinsip pemberian pengetahuan yang baru.
7.      Prinsip memberikan model perilaku yang baik.
8.      Prinsip praktik
9.      Prinsip-prinsip lain-lainnya (prinsip kasih sayang dan prinsip bimbingan serta penyuluhan terhadap peserta didik.
Pendapat diatas sangat ideal, sebab prinsip-prinsip tersebut merupakan acuan untuk memahami secara mendalam situasi dan kondisi peserta didik. Keberhasilan dalam mengamplikasikan suatu metode juga sangat bergantung kepada situasi dan kondisi peserta didik.
3.      Bentuk Alternatif  Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Dalam mata pelajaran Qur’an Hadis ada unsur-unsur pokok yang diharapkan peserta didik dapat:
a.       Membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar dan baik (sesuai dengan ilmu tajwid).
b.       Hafal surah atau hadits tertentu, terutama untuk keperluan shalat.
c.       Mengartikan (menerjemahkan) ayat atau surah atau hadits tertentu.
d.      Memahami isi kandungan ayat atau surah dan hadis tertentu.
Tujuan unsur pokok Qur’an Hadis lebih banyak menyangkut ranah kognitif dan psikomotorik, sehingga metode yang ditekankan adalah:
Ø    Metode Drill (latihan)
Metode latihan (Driil) atau metode training merupakan cara pembelajaran yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode latihan berlansung dengan cara berulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan. Metode latihan pada umumnya di gunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang dipelajari. Mengingat latihan ii kurang mengembangkan bakat atau inisiatif peserta didik untuk berfikir, maka hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik yang sebelumnya dilakukan diagnosis agar kegiatan itu bermanfaat bagi pengembangan motorik peserta didik.
Ø    Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan baik pendidik maupun orang luar yang di undang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya. Dengan metode demonstrasi, peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh peserta didik dan melalui prosedur yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.
Ø    Metode Ceramah
Metode ceramah diartikan sebagai proses penyampain informasi dengan jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok materi secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok subjek. Metode  ceramah ini termasuk klasik. Namun penggunaannya populer. Banyak pendidik memanfaatkan metode ceramah dalam pembelajaran. Oleh karena, pelaksanaannya sangat sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit. Komunikasi antar pendidik dengan peserta didik pada umumnya searah. Oleh karena itu, pendidik dapat mengawasi secara cermat.
Ø    Metode Tanya Jawab.
Metode tanya jawab adalah metode yang pendekatannya menempuh dua cara, yaitu memberikan stimulus (Tanya jawab) dan mengadakan pengarahan aktivitas belajar. Metode tanya jawab merupakan penyajian materi dengan jalan tanya jawab antara pendidik dan peserta didik (komunikasi dua arah). Melalui tanya jawab peserta didik didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam mencari dan menemukan itu ia berfikir menghubung-hubungkan bagian pengetahuan yang ada pada dirinya dengan isi pertanyaan itu. Jawaban yang dapat segera diperoleh jika isi pertanyaan banyak kaitannya dengan pengetahuan yang ada pada dirinya, maka hal ini mendorong untuk menemukannya. Ia akan menjelajahi data-data jawaban melalui berbagai cara yang tepat.
Ø    Metode Resitasi
Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran  pendidik memberikan tugas tertentu, agar peserta didik melakukan kegiatan belajar, kemudian harus di pertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan  oleh pendidik dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas merangsang peserta didik untuk aktif pembelajaran secara individual maupun kelompok.
Dari beberapa  alternatif metode pembelajaran Qur’an Hadits. Setiap metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan. Tidak ada satu metode pembelajaran  dianggap tepat untuk segala situasi. Sebab, suatu metode pembelajaran dapat dipandang tepat untuk  suatu situasi, namun tidak tepat untuk situasi yang lain. Seringkali terjadi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran secara bervariasi. Dapat pula suatu metode pembelajaran dilaksanakan secara berdiri sendiri. Ini tergantung pada  pertimbangan, di dasarkan situasi pembelajaran yang relevan.
4.      Ruang Lingkup Materi Al – Qur’an dan Hadits
Ø  Ruang Lingkup Materi Pengajaran Al – Qur’an
1.      Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai dengan ya (alifbata).
2.      Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf itu ; ini dibicarakan dalam ilmu makhraj.
3.      Bentuk dan fungsi tanda baca , seperti syakal, syiddah, tanda panjang (mad), tanwin dan sebagainya.
4.      Bentuk dan fungsi tanda baca berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlak, waqaf jawaz dsb.
5.      Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam ilmu Qiraat dan Ilmu Nagham.
6.      Adabut tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al Quran sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.
  

Ø  Ruang Lingkup Materi Pengajaran Hadits
Ruang lingkup pengajaran hadits ini sebenarnya bergantung pada tujuan pengajarannya pada suatu tingkatan perguruan yang dimuat dalam kurikulum yang dilengkapi dengan GBPP-nya. Yang jelas, semuanya adalah pelajaran tentang teks dan pengertiannya, baik teks itu berasal dari ucapan Nabi, atau ucapan sahabat tentang Nabi. Isinya tentu ucapan Nabi atau cerita para peri kehidupan Nabi Muhammad saw. Sejauh mana teks itu dibicarakan dan dibahs, bergantung kepada tujuan pengajaran dan tingkatan perguruan. Pada perguruan tingkat rendah, tentu sekedar terjemah atau alih bahasa saja berulang kali. Semakin tinggi tingkatan perguruan , maka semakin luas uraian dan penjelasannya. Dan masalah yang dibicarakan pun berbeda pada masing-masing tingkatan.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1)      Metode pembelajaran Qur’an Hadits adalah adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran Qur’an Hadits dari seorang pendidik kepada peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.
2)      Prinsip-prinsip pembelajaran Qur’an Hadits adalah prinsip memberikan suasana kegembiraan, prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut, prinsip kebermaknaan bagi anak didik, prinsip prasyarat, prinsip komunikasi terbuka, prinsip pemberian pengetahuan yang baru, prinsip memberikan model perilaku yang baik, prinsip praktek, prinsip-prinsip lain-lainnya (prinsip kasih sayang dan prinsip bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik.
3)      Ada beberapa alternatif metode pembelajaran Qur’an hadits yaitu metode Drill (latihan), metode demonstrasi, metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode Resitasi (latihan).




DAFTAR PUSTAKA
Arief, Arman. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers , 2002.
Asra, dan Sumiati. Metode Pembelajaran. Cet. II; Bandung: Wacana Prima, 2008.
Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan  Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Daradjat , Zakiah, Kepribadian Guru. Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 2005.
Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,1995.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Sifat-Sifat Huruf

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Al-quran sebagai kitab yang berisi firman-firman Allah SWT. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita menjaga kitab yang menjadi pedoman umat islam. Al-qur’an merupakan kalamullah maka dalah segi pembacaannya mempunyai tatacara membacanya dalam arti kata kita mengetahui ilmunya agar tidak terjadi salah arti dalam membaca Al—Qur’an serta bacaannya haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama menciptakan sebuah disiplin ilmu dalam membaca Al-Qur’an yatu Ilmu Tajwid. Ilmu tajwid di dalamnya menerangkan hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam ilmu tajwid juga di bahas mengenai makhorijul huruf agar dalam segi pembacaannya ada perbadaan dalam semua huruf hijahiyah. Huruf hijahiyah mempunyai sifatul huruf dan sifat itulah yang membedakan masing-masing huruf hijahiyah. B.        Rumusan Masalah 1.       Ada berapa sifat-sifat huruf? 2.       Bagaimana cara mengucapkan atau melafalkan sifat-sifat huruf? BAB II

Makalah Peran dan Fungsi Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media pembelajaran dapat dimaknai sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama membantu dalam peningkatan prestasi belajar siswa dan membantu juga dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Namun, dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton masih cukup populer dikalangan guru da

PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya tabiin dan tabiat hingga sampai kepada kita sebagai umatnya. Alhamdulillah pada kesempatan ini penyusun telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Islam”. Sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Pada kesempatan ini penyusun sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, yang telah memberikan arahan sehingga tugas ini terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada penyusun. Penyusun menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Semoga dengan adanya makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi kepada pihak-pihak yang akan mengembangkan lebih jauh untu