BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber
belajar sebagai salah satu komponen atau unsure pembelajaran (learning)
memegang peranan penting dalam rangka terselenggaranya kegitan pembelajaran
yang menarik dan bermakna bagi anak. Sumber belajar tersebut menjadi sangat
penting karena tersedianya beragam sumber belajar yang memungkinkan
dibutuhkannya budaya belajar anak secara mandiri sebagai dasar untuk pembiasaan
dalam kehidupan dikemudian hari, serta mencioptakan komunikasi antara anak
dengan orang dewasa dan teman sebayanya.
Peranan
sumber belajar seringkali dilupakan.Padahal sumber belajar dapat diperoleh
dimana-mana termasuk disekitar anak.Sumber belajar yang ada disekitar anak
tidak selalu perlu pengawasan dari guru memberi keterangan sumber-sumber belajar
tersebut.Kecuali jika sumber belajar terletak di perpustakaan diperlukan
bimbingan terdahulu dari guru.Karena hal itu membutuhkan pembiasaan.
Selain
sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar anak, media cetak dan narasumber
pun dapat dijadikan alternatif sumber belajar.Khusus narasumber,mereka dapat
menceritakan berbagai pengalaman yang menarik sehingga dapat memperkaya wawasan
anak.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
dengan sumber belajar?
2.
Apa sajakah klasifikasi
sumber belajar?
3.
Apa sajakah komponen dan
faktor sumber belajar?
4.
Apa fungsi sumber belajar?
5.
Bagaimana peranan sumber
belajar dalam proses pembelajaran?
6.
Apa yang harus
diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar?
C.
Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan sumber belajar
2. Mengetehui klasifikasi sumber belajar
3. Mengetahui komponen dan faktor sumber belajar
4. Mengetahui fungsi sumber belajar
5. Mengetahui peranan sumber belajar dalam proses
pembelajaran
6. Mengetahui bagaimana cara pemilihan sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sumber Belajar
Belajar-mengajar
sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari
komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu
komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah
segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara
terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran.
Pengertian
lain yang diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah
sumber belajar sumber belajar dalam pengertian tersebut
menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu
yang dialami dianggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu membawa
pengalaman yang menyebabkan seseorang mengambil pelajaran dari
pengalamannya.oleh karena itu Edgar Dale mengklasifikasikan sumber belajar
menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman (Cone of Experience).
Penjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang kongkret sampai
yang abstrak.
Sebagaimana
telah diuraikan, Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat
dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran. Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam,
yaitu:
Pertama, Sumber
belajar yang sengaja direncanakan (learning
resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.misalnya buku, brosur, ensiklopedi,
film, video, tape, slides. Semua perangkat ini memang sengaja dirancang guna
kepentingan kegiatan pengajaran.
Kedua, Sumber
belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yakni
sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran
namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
Misalnya, pasar, museum, tokoh-tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh
agama, dll.
Peran
yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat
berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan
salah satu (bukan satu-satunya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru, masih
banyak lagi sumber-sumber belajar yang lain. Guru hanya merupakan salah satu
dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber
belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium,
Oleh karena setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain),
maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing siswa.
Dengan
begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan
belajar pada diri setiap siswa. Hal ini dapat
dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber belajar secara
bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk
berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada. Hal yang perlu diperhatian
adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara
aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku
sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa
dengan sumber-sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap
pembelajar (instructor,guru) dalam
kegiatan pembelajaran.
Peran
guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar
mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya
sumber belajar yang sengaja dirancang khusus, melainkan juga sumber belajar
yang tinggal dimanfaatkan. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita
pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.
Wujud
interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam-macam. Cara belajar
dengan mendengarkan ceramah dari guru memang merupakan salah satu wujud
interaksi tersebut. Namun belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut
diragukan efektifitasnya. Belajar hanya akan efektif jika si belajar diberikan
banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu, melalui multi-metode
dan multi-media.
Melalui
berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi
secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Barang
kali perlu kita renungkan kembali ungkapan China :Sayamendengar
saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuatmaka saya bisa.
B. Klasifikasi
Sumber belajar
Dari
definisi sumber belajar yang telah kami uraikan melahirkan beberapa
pengelompokan sumber belajar. Diantaranya ada yang membagi menjadi enam jenis
dengan rincian pertama, sumber
berupa pesan. Kedua,
manusia, ketiga,
peralatan, keempat, bahan kelima,
teknik/metode dan keenam lingkungan/setting.
Dan adapula yang membaginya menjadi dua jenis, pertama,
sumber belajar yang dirancang (by designed)
yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dan dipergunakan dalam suatu proses
pembelajaran dengan tujuan tertentu. Contohnya buku, slide, ensiklopedi dan
film (VCD). Kedua, sumber
belajar yang ada di lingkungan sekitar yaitu sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan/digunakan (by utilization) berada di sekitar kita dan tidak
dirancang secara khusus. Contohnya pasar, museum, tokoh-tokoh masyarakat,
tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Berbagai
jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara
parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah
proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu
dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian
diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
C. Komponen
dan Faktor Sumber Belajar
sumber
belajar dapat dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan suatu kesatuan
yang didalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang berhubungan
dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Yang dimaksud komponen adalah
bagian-bagian yang selalu ada didalam sumber belajar itu, dan bagian-bagian itu
merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendir-sendiri sekalipun dapat
dipergunakan sendiri-sendiri.
- Komponen-Komponen Sumber Belajar
- Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar.
Setiap sumber belajar selalu mempunyai tujuan atau misi yang akan dicapai.
Sumber belajar yang dirancang lebih eksplisit daripada sumber belajar yang
dimanfaatkan. Seseorang narasumber ahli dalam bidang apapun akan mempunyai
misi untuk berbicara sesuai dengan bidangnya.tujuan setiap sumber belajar
pasti selalu ada, baik eksplisit maupun implicit.
- Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber
belajar. Wujud sumber belajar secara fisik satu sama lainnya berbeda-beda.
Misalnya pusat perbelanjaan berbeda dengan kantor bank sekalipun keduanya
sama-sama memberikan informasi mengenai perdagangan.
- Pesan yang dibawa oleh sumber belajar.
Setiap sumber belajar selalu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau
dipelajari oleh para pemakainya. Sebagai contoh, bila siswa mengamati
suatu gejala sosial dibeberapa desa, maka informasi yang diperoleh itu
tidak akan segera disimpulkan karena memerlukan pengolahan dulu. Lain
halnya dengan wawancara dengan seorang ahli pengetahuan tertentu yang
dapat memberikan informasi lengkap sekaligus, bahkan ahli tersebut dapat
menyimpulkannya.
- Tingkat kesulitan atau kompleksitas
pemakain sumber belajar. Tingkat kesulitan pengguna sumber belajar
berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber belajar. Sejauh mana
kesulitannya perlu diketahui guna menentukan apakah sumber belajar itu
masih dapat dipergunakan, mengingat waktu dan biaya yang terbatas.
Misalnya, bilamana suatu mata pelajaran sudah memadai disajikan dalam
bentuk media gambar-gambar foto, dengan diktat tertentu.
- Faktor-Faktor yang Berpengaruh Kepada
Sumber Belajar
Berbagai
faktor yang mempengaruhi sumber belajar perlu diketahui untuk memahami
karakteristiknya agar pemanfaatannya dalam kegiatan pengajaran bisa optimal.
Faktor tersebut antara lain:
- Perkembangan
teknologi. Perkembangan teknologi yang sangat cepat berpengaruh
terhadap sumber belajar yang dipergunakan misalnya untuk wawancara dengan
seorang ahli dibidang tertentu dulu kita harus mengeluarkan banyak
dana, waktu, dan tenaga tapi sekarang kita hanya duduk didepan komputer
dengan memanfaatkan koneksi internet dan segala fitur-fiturnya semuanya
bisa terselesaikan dengan menghemat waktu, dana dan tenaga.
- Nilai-nilai budaya setempat, sering
ditemukan bahan yang diperlukan sebagai sumber belajar dipengaruhi oleh
faktor budaya setempat, antara lain nilai-nilai yang dipegang teguh oleh
masyarakat setempat. Faktor tersebut berpengaruh terutama pada jenis
sumber belajar yang tidak dirancang. Misalnya, suatu tempat yang dianggap
angker dan dianggap tabu oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi akan
sulit dipelajari atau diteliti sebagai sumber belajar.
- Keadaan ekonomi pada umumnya. Sumber
belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, misalnya sekolah-sekolah
taraf internasional yang berada diperkotaan lebih mudah mengadakan sumber
belajar yang bervariasi dibanding sekolah-sekolah biasa yang berada di
desa mereka hanya memanfaatkan sumber belajar yang seadanya dan
semampunya.
- Keadaan pemakai. Pemakai sumber belajar
jelas memegang peranan penting karena pemakailah yang memanfaatkannya
sehingga, dengan demikian, sifat pemakai perlu diketahui. Keadaan dan
sifat pemakai akan turut mempengaruhi sumber belajar yang dimanfaatkan;
misalnya berapa banyak jumlah pemakai sumber belajar itu, bagaimana latar
belakang dan pengalaman pemakai, bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan
pemakai memanfaatkan sumber belajar itu.
D. Fungsi
Sumber Belajar
Agar
sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut Hanafi (1983:
4-6) adalah untuk:
a. Meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu
dengan jalan (1) Memepercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik. (2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,
sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah peserta didik.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang
sifatnya lebih individual dengan jalan: (1) Mengurangi kontrol guru yang kaku
dan tradisional. (2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
dengan jalan: (1) Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis. (2)
Pengembangan bahan pelajaran yang dilandasi penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan
(1) Meningkatkan kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi
(2) Penyajian data dan informasi secara lebih konkrit.
e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena
(1) Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya konkret. (2) Memberikan pengetahuan yang bersifat
langsung.
f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih
luas, terutama dengan adanya media massa, dengan jalan: (1) Pemanfaatan secara
bersama lebih luas tenaga atau kejadian yang langka. (2) Penyajian informasi
yang mampu menembus geografis.
E. Peranan
Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran
Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat
dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut
1. Peranan
sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
Pola komunikasi dalam belajar individual sangat
dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar.
Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang guru
mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Sehingga peranan sumber
belajar sangat penting, pola komunikasi dalam pembelajaran individual adalah
sebagai berikut:
Dalam pembelajaran individual terdapat tiga
pendekatan yang berbeda yaitu :
(1) Front line teaching method, dalam
pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari.
(2) Keller Plan, yaitu
pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI)
yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain
khusus untuk belajar individual.
(3) Metode proyek,
peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik, sehingga peserta
didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan
berbagai kegiatan belajar.
Sumber belajar hendaknya dirancang berdasarkan
prinsip: (a) Dialog, drama, diskusi yang disajikan menarik melalui permainan,
kombinasi warna dan suara. (b) Persuasif dan bukan menggurui atau mendikte. (c)
Pemilihan sumber belajar yang tepat. (d) Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas
dan menyeluruh. Dalam pembelajaran individual, peranan guru dalam interaksi
dengan peserta didik lebih banyak sebagai konsultan, pengelola belajar,
pengarah, pembimbing, penerima hasil kemajuan belajar peserta didik. Waktu yang
digunakan untuk melaksanakan tugas dalam pembelajaran individual 10 % dari
total waktu belajar, oleh sebab itu frekwensi pertemuannya jarang sekali.
2. Peranan
Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal
Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang
dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil
belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber
belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena
frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru. Bentuk Komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat
selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu
guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang relevan dengan
ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini
terjadi karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar
secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru
rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran
yang utama hanyalah metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington (1984),
bahwa perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah (attention
spannya) makin lama makin menurun drastis. Misalnya dalam 50 menit belajar,
maka pada awal belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit, kemudian
makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.
Di samping itu British Audio Visual Association
(1985), menyatukam bahwa 75 % pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan,
13 % indera pendengaran, 6 % indera sentuhan dan rabaan dan 6 % indera
penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan
SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan
manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%,
visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya
menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10%
(b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja
pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri pengetahuan
yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada
kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai
memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.
3. Peranan
Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut
Derek Rowntere dalam bukunya Educational Technologi in Curriculum Development
(1982), menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam
belajar yaitu pola:
a. Buzz sessions
(diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk
didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi
yang digunakan sebelumnya.
b. Controllet discussion
(diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari
suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek
laboratorium
c. Tutorial adalah
belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui
dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan
instruksional tertentu.
d. Team project (tim
proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara
mengenai suatu proyek oleh tim.
e. Simulasi
(persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f. Micro teaching,
(proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
g. Self helf group
(kelompok swamandiri).
F. Pemilihan
Sumber Belajar
Telah
kita ketahui bersama bahwa upaya untuk mengoptimalkan sumber belajar merupakan
sesuatu yang penting. Mengapa? Karena dengan penggunaan sumber belajar akan
dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi
para siswa. Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan
memilih
sumber belajar, yaitu :
1.Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian
antara hasil dan biaya).
2.Praktis dan sederhana artinya mudah dalam
pengaturannya.
3.Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku
dalam perencanaan sekaligus
pelaksanaannya.
4.Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dan waktu yang tersedia.
5.Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan
kemampuan siswa.
6.Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam
pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi
penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari
sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul berdayaguna.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah diuraikan tentang sumber belajar, maka dapatlah di tarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sumber belajar sebagai sumber informasi di
sekolah memiliki peran
yang penting dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar.
2. Sebagus apapun sumber belajar dibuat,
apabila tidak bisa dimengerti
oleh peserta dididk/ pemakai tentunya akan menjadi
sia-sia.
3. Sebagai seorang pendidik, dituntut kreatif,
dalam menciptakan
sumber belajar bagi siswanya.
4. Sumber belajar tidak perlu mahal, yang
diutamakan menarik, mudah
dimengerti dan memiliki pesan yang berkesan
bagi sipenerimannya.
5. Media Cetak, Elektronik, Perpustakaan,
Keluarga dan Lingkungan
dapat menjadi sumber belajar bagi kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Association for Educational Comunication
Technology (AECT), (1986) Definisi Teknologi Pendidikan (Penerjemah
Yusufhadi Miarso), Jakarta: C.V. Rajawali.
Newby, T.J. et. al.(2000) Instructional
Technology for Teaching and Learning: Designing Instruction, Integrating
Computers and Using Media. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Reiser, R.A. dan Dempsey, J.V. (2002) Trends
and Issues in Instrctional Design and Technology. Ohio:
Merril – Prentice Hall.
Sharon E. Smaldino, dkk (2005). Instructional
Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Merril Prentice
Hall.Snelbecker, J. E. (1974) Learning Theory, Instructional Theory, and
Psychoeducational Design. New York: McGraw Hill Book Company.
Smith, P.L., & Ragan, T.J. (1993) Instructional
Design. New York: Macmillan Publishing Co.
Komentar