Langsung ke konten utama

Tafsir At-Tahrim 8-12 (Tafsir II)


1.      Muqaddimah
Surah at-Tahrim disepakati sebagai surah Madaniyah. Namanya yang paling populer adalah surah at-Tahrim (Mengharamkan). Tetapi ada juga yang menamainya surah an-Nabiy. Nama-nama tersebut diangkat dari ayat pertama surah ini. Surah at-Tahrim merupakan surah ke-66 dalam urutan surah pada al-Qur’an dan terdiri dari 12 ayat.
Tema utama surah ini adalah menurut Ibnu Asyur yaitu tuntunan agar seseorang tidak menghalangi dirinya melakukan sesuatu yang dibenarkan Allah hanya dengan alasan untuk menyenangkan pihak lain karena hal tersebut bukanlah kemaslahatan baginya dan bagi orang lain.

2.      Terjemah
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqç/qè? n<Î) «!$# Zpt/öqs? %·nqÝÁ¯R 4Ó|¤tã öNä3š/u br& tÏeÿs3ムöNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6n=Åzôãƒur ;M»¨Zy_ ̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻yg÷RF{$# tPöqtƒ Ÿw Ìøƒä ª!$# ¢ÓÉ<¨Z9$# z`ƒÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB ( öNèdâqçR 4Ótëó¡o šú÷üt/ öNÍkÉ÷ƒr& öNÍkÈ]»yJ÷ƒr'Î/ur tbqä9qà)tƒ !$uZ­/u öNÏJø?r& $uZs9 $tRuqçR öÏÿøî$#ur !$uZs9 ( y7¨RÎ) 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÑÈ   $pkšr'¯»tƒ ÓÉ<¨Z9$# ÏÎg»y_ u$¤ÿà6ø9$# tûüÉ)Ïÿ»oYßJø9$#ur õáè=øñ$#ur öNÍköŽn=tã 4 óOßg1urù'tBur ÞO¨Yygy_ ( }§ø©Î/ur 玍ÅÁyJø9$# ÇÒÈ   šUuŽŸÑ ª!$# WxsVtB šúïÏ%©#Ïj9 (#rãxÿx. |Nr&tøB$# 8yqçR |Nr&tøB$#ur 7Þqä9 ( $tFtR%Ÿ2 |MøtrB Èûøïyö6tã ô`ÏB $tRÏŠ$t7Ïã Èû÷üysÎ=»|¹ $yJèd$tFtR$yÜsù óOn=sù $uŠÏZøóム$uKåk÷]tã šÆÏB «!$# $\«øŠx© Ÿ@Ï%ur Ÿxäz÷Š$# u$¨Z9$# yìtB tû,Î#Åzº£9$# ÇÊÉÈ   šUuŽŸÑur ª!$# WxsVtB šúïÏ%©#Ïj9 (#qãZtB#uä |Nr&tøB$# šcöqtãöÏù øŒÎ) ôMs9$s% Éb>u Èûøó$# Í< x8yYÏã $\F÷t/ Îû Ïp¨Yyfø9$# ÓÍ_ÅngwUur `ÏB šcöqtãöÏù ¾Ï&Î#yJtãur ÓÍ_ÅngwUur šÆÏB ÏQöqs)ø9$# šúüÏJÎ=»©à9$# ÇÊÊÈ   zNtƒósDur |MoYö/$# tbºtôJÏã ûÓÉL©9$# ôMoY|Áômr& $ygy_ösù $sY÷xÿoYsù ÏmŠÏù ÆÏB $oYÏmr ôMs%£|¹ur ÏM»yJÎ=s3Î/ $pkÍh5u ¾ÏmÎ7çFä.ur ôMtR%x.ur z`ÏB tûüÏFÏZ»s)ø9$# ÇÊËÈ  
Artinya:
(8). Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(9). Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
(10). Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat. kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)".
(11). Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.
(12). Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan Dia adalah Termasuk orang-orang yang taat.

3.       Tafsir Kosa Kata

نَصُوْحًا               = Nasihat
يُخْزِيْ                 = Penghinaan
لَايَخْزِي الله          = Allah tidak menghina
مَعَهُ                    = Bersamanya
اَتْمِمْ                    = Sempurnakanlah
اَلدَّاخِلِيْن              = Orang-orang yang masuk
عِنْدَكَ                  = Di sisi-Mu
4.      Asbab al-Nuzul
Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari Musa bin Abu Aisyah dari Sulaiman bin Qaram, “Aku mendengar Ibnu Abbas r. a. mengatakan berkenaan dengan ayat 9-10, ‘kemudian keduanya mengkhianati dua orang suami itu,’ beliau mengatakan, ‘kedua istri itu bukan berzina. Karena, pengkhianatan istri Nuh adalah pemberitahuannya bahwa suaminya itu orang gila. Sedangkan, pengkhianatan istri Luth adalah memberitahukan kepada masyarakat tentang tamu-tamu yang dating ke rumahnya.” Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas r. a., “Pengkhianatan kedua istri itu adalah tidak mau memeluk agama suami mereka.
Kemudian, Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Abu Buzzah berkata, “Istri Fir’aun pernah bertanya kepada seseorang, ‘Siapakah yang berkuasa?’ Lalu dia menjawab, ‘Yang berkuasa itu adalah Tuhan Musa dan Harun.’ Lalu dia mengatakan, ‘Aku beriman kepada Tuhan Musa dan Harun.’ Tidak lama kemudian Fir’aun mengutus seseorang kepadanya dan mengatakan, ‘Carilah batu yang paling besar. Bila dia tetap dengan ucapannya itu maka lemparkanlah batu itu kepadanya. Namun, bila mencabut perkataannya itu maka dia tetap istriku.’ Ketika mereka dating menjemputnya maka mengarahkan pandangannya ke langit, ternyata dia melihat rumahnya dalam surga. Sehingga dia berpegang teguh dengan ucapannya itu dan nyawanya pun melayang, sedangkan batu itu dilemparkan kepada jasad yang sudah tidak bernyawa lagi. Sehubungan dengan ucapannya, ‘Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu,’ para ulama mengatakan, ‘Dia telah memilih tetangga dulu sebelum membangun rumah.’”
(Tafsir Ibnu Katsir IV: -: 755 & 757)

5.      Penjelasan
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya,” yaitu tobat yang benar dan konsisten, yang akan menghapus semua kesalahan yang telah lalu, yang akan menyatukan dan mengumpulkan orang yang bertobat, juga menahan dirinya dari perbuatan-perbuatan yang rendah dan hina.
Allah SWT memerintahkan kepada Rasul-Nya agar memerangi orang-orang kafir dan munafik. Yang satu dengan pedang serta pertempuran dan yang satu lagi dengan menegakkan had atas mereka. Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir yaitu perumpamaan tentang keadaan mereka yang berbaur dan hidup bergandengan dengan orang-orang islam, sama sekali bukanlah jaminan bagi mereka. Mereka tidak dapat mengambil manfaat dari semua itu di sisi Allah, bila tidak ada iman dalam dada mereka.
Kemudian Allah menyebutkan perumpamaan itu, “Yaitu seperti istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh diantara hamba-hamba Kami.” Lalu kedua istri tersebut berkhianat kepada dua suami itu. Maksudnya, keduanya tidak mau berjalan seiring dalam keimanan dan tidak mempercayai kerasulan mereka. Semuanya tidak akan memperoleh apa-apa dan tidak akan mampu menolak petaka yang akan ditimpakan kepada keduanya. Pengkhianatan yang telah dilakukan dua istri itu bukanlah penyelewengan, akan tetapi pengkhianatan dalam agama.
(Tafsir Ibnu Katsir IV: -: 753-755)

 Ayat 8-12 merupakan lanjutan ayat yang lalu yang mengandung nasihat dan tuntunan kepada kaum beriman, apalagi setiap orang berpotensi melakukan kesalahan dan kekeliruan. Kata ( نصو حا ) nashuhan berarti yang bercirikan ( نصح ) nush. Dari kata ini lahir kata nasihat, yaitu upaya untuk melakukan sesuatu, baik perbuatan maupun ucapan yang membawa manfaat untuk yang dinasehati. Kata ini juga bermakna tulus/ikhlas. Menurut Al-Qhurtubi, taubat yang nasuh adalah yang memenuhi empat syarat. Yaitu, istighfar dengan lisan, meninggalkan dosa dengan anggota badan, memantapkan niat untuk tidak mengulanginya, dan meninggalkan semua teman buruk.
Kata ( معه ) ma’ahu/bersamanya dapat dipahami dalam arti yang hidup bersama Nabi SAW, yakni sahabat-sahabat beliau, bisa juga kebersamaan itu tidak dikaitkan dengan masa tertentu, tetapi dengan ketulusan beragama dan pengamalan sunnah Nabi SAW.
Dalam ayat selanjutnya menerangkan tentang anjuran mendidik keluarga, dilanjutkan dengan gambaran keadaan Nabi dan orang-orang yang beriman. Dalam ayat ke-9 ini, menguraikan bagaimana menyikapi lawan orang-orang beriman, baik kafir maupun munafik. Orang-orang kafir dan munafik sering kali mengotori lingkungan dengan ide dan perbuatan-perbuatan mereka. Karena itu, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan agar beliau diteladani umatnya, bahwa: “Hai Nabi berjihadlah dengan hati, lisan, harta, serta jiwa dan kemampuan apapun yang kamu miliki sesuai situasi dan kondisi, menghadapi kesesatan dan kebejatan orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Dan tempat mereka setelah kematian adalah neraka jahannam.
Setelah ayat-ayat yang lalu menganjurkan untuk mendidik istri dan anak, dan memerintahkan untuk bersikap tegas dan keras terhadap orang-orang munafik dan kafir,  ayat-ayat berikutnya (10-12) berbicara tentang istri para Nabi yang lalu dan wanita yang paling terhormat sebagai penutup surah ini.
Allah berfirman: “Allah membuat perumpamaan, yakni sesuatu yang sangat menakjubkan yang dapat diambil darinya pelajaran, bagi orang-orang kafir, yaitu perihal istri Nabi Nuh yang konon namanya Wahilah yang umatnya dibinasakan Allah dengan tofan dan banjir besar dan istri Nabi Luth yang namanya Wahilah dan yang dijungkirbalikkan negrinya akibat kedurhakaan mereka.
Perumpamaan di atas adalah bahwa ikatan apa pun baik ikatan darah atau ikatan persahabatan maupun ikatan perkawinan sma sekali tidak akan membantu seseorang selama itu tidak disertai oleh stradalah Nabi dan hamba Allah yang shaleh.
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang beriman istri Fir’aun ketika ia berkata: “Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,” dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya maka Kami tiupkan kedalam rahimnya sebagian dari ruh ciptaan Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.
Setelah ayat sebelumnya memberi perumpamaan tentang dua orang wanita yang durhaka kepada Allah dan megkhianati suaminya, walaupun suaminya itu Nabi, dan ayat di atas memberi perumpamaan tentang dua orang wanita, yang pertama taat kepada Allah dan tidak terpengaruh oleh suaminya yang durhaka, sedang yang kedua adalah orang yang dipilih sebagai ibu seorang Nabi karena ketaatannya.
 (Tafsir al-Misbah vol. 14: -: 178-188)

Khitab pada ayat: 8 ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Mereka itu diperintahkan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa mereka dengan taubat yang sebenar-benarnya yang biasa disebut taubat nasuha, yaitu taubat yang memenuhi tiga syarat. Pertama, berhenti dari maksiat yang dilakukannya. Kedua, menyesali atas perbuatannya. Dan yang ketiga, berketetapan hati tidak akan mengulangi perbuatan maksiat tersebut. Kemudian pada ayat selanjutnya Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya berjihad memerangi orang-orang kafir yang menghalang-halangi jalannya dakwah dan seruan untuk beriman kepada Allah, dan memberikan ancaman secara kasar kepada orang-orang munafik, sampai mereka sadar, serta menjelaskan bahwa balasan mereka nanti di akhirat ialah neraka jahannam.
Dalam isi kandungan ayat 10-12 ini merupakan contoh-contoh tentang istri yang baik dan istri yang tidak baik. Dalam ayat 10 Allah membuat suatu perumpamaan yang menjelaskan keadaan orang-orang kafir yang tidak berguna dan tidak berpengaruh baginya pelajaran dan nasehat dari orang-orang mukmin yang jujur, antara lain para Nabi dan para Rasul karena gelapnya hati mereka, tidak ada kesedian mereka untuk beriman dan rusaknya fitrah mereka yaitu walihan istri Nabi Nuh dan wali’ah istri Nabi Luth. Keduanya di dalam asuhan dan pengawasan dua orang Nabi, yang mestinya dapat memberikan petunjuk sehingga memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat, tetapi keduanya tidak mau, bahkan keduanya berbuat khianat dan kekafiran. Walihan menuduh suaminya gila, sedang wali’ah menuntun kaum suaminya untuk berbuat yang tidak wajar dan tidak sopan terhadap tamu-tamu suaminya yaitu para malaikat. Keakraban kedua istri-istri itu dengan suaminya, tidaklah dapat membendung dan mencegah keduanya dari berbuat khianat dan kufur. Karena itu kedua istri itu pantas mendapat azab Allah SWT dan akan dimasukkan ke dalam neraka bersama rombongan penghuni neraka.
Selanjutnya dalam ayat 11-12 Allah membuat perumpamaan sebaliknya yaitu keadaan orang orang beriman. Keadaan itu ialah Asiah bin Muzahim istri Fir’aun dan Maryam bin Imran. Dalam perumpamaan itu Allah menjelaskan bahwa hubungan orang-orang mukmin dan orang-orang kafir tidak akan membahayakan kalau diri itu murni dan suci dari kotoran. Sekalipun asiah berada di bawah pengawasan suaminya, musuh Allah yang sangat berbahaya, yaitu Fir’aun, tetapi ia tetap beriman. Dan dalam perumpamaan terhadap Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya dan telah diberikan karamah di dunia-akhirat. Ia dipilih Tuhannya, karena ia memberi reaksi kepada Jibril tentang pengisian rahimnya dengan ucapan sebagaimana diabadikan di dalam Al-Qur’an surat Maryam: 18 yang artinya: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa.” Dengan demikian mantaplah keshalehannya dan kesempurnaan kesuciannya, maka ditiupkanlah ke dalam rahimnya oleh Jibri as sebagian roh ciptaan Allah, yang mewujudkan seorang Nabi yaitu Isa as bin Maryam binti Imran, membenarkan syariat Allah SWT dan kitab-kitab yang di turunkan-Nya kepada Nabi-Nya. Dia termasuk dan terbilang orang yang bertaqwa, tekun beribadah, merendahkan diri kepada Tuhannya dan taat kepada-Nya.
(Tafsir Jalalain)

7.      Kesimpulan
Ø  Allah memerintahkan supaya orang-orang mukmin bertaubat kepada Allah SWT dengan taubat nasuha.
Ø  Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad supaya berjihad memerangi orang-orang kafir dan mengancam serta bersikap keras terhadap orang-orang munafik.
Ø  Orang-orang munafik dan orang-orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka jahannam, seburuk-buruk tempat tinggal.
Ø  Walihah dan Wali’ah dijadikan Allah perumpamaan. Keduanya masing-masing istri Nabi Nuh dan Nabi Luth. Istri-istri itu mestinya menjadi orang-orang yang shalehah karena asuhan dan bimbingan suaminya, tetapi dirinya kotor, maka tetap saja khianat dan berbuat kufur. Oleh sebab itu keduanya dimasukkan ke dalam neraka bersama rombongan penghuni neraka.
Ø  Asiah binti Muzahim istri Fir’aun oleh Allah, dijadikan perumpamaan. Sekalipun Asiah istri seorang musuh Allah yang keterlaluan tetapi dirinya bersih dan suci, maka tetap ia beriman dan selalu berdo’a supaya ia dibuatkan rumahnya di surga.
Ø  Allah SWT mwnjadikan Maryam binti Imran sebagai contoh dan tauladan yang memelihara kehormatannya, tidak ternoda, maka ditiupkan ke dalam rahimnya ruh yang mewujudkan Isa yang kemudian menjadi Nabi Isa termasuk orang-orang yang taat, membenarkan kalimat Allah, mempercayai Tuhannya, dan kitab-kitabnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Sifat-Sifat Huruf

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Al-quran sebagai kitab yang berisi firman-firman Allah SWT. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita menjaga kitab yang menjadi pedoman umat islam. Al-qur’an merupakan kalamullah maka dalah segi pembacaannya mempunyai tatacara membacanya dalam arti kata kita mengetahui ilmunya agar tidak terjadi salah arti dalam membaca Al—Qur’an serta bacaannya haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama menciptakan sebuah disiplin ilmu dalam membaca Al-Qur’an yatu Ilmu Tajwid. Ilmu tajwid di dalamnya menerangkan hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam ilmu tajwid juga di bahas mengenai makhorijul huruf agar dalam segi pembacaannya ada perbadaan dalam semua huruf hijahiyah. Huruf hijahiyah mempunyai sifatul huruf dan sifat itulah yang membedakan masing-masing huruf hijahiyah. B.        Rumusan Masalah 1.       Ada berapa sifat-sifat huruf? 2.       Bagaimana cara mengucapkan atau melafalkan sifat-sifat huruf? BAB II

Makalah Peran dan Fungsi Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media pembelajaran dapat dimaknai sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama membantu dalam peningkatan prestasi belajar siswa dan membantu juga dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Namun, dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton masih cukup populer dikalangan guru da

PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya tabiin dan tabiat hingga sampai kepada kita sebagai umatnya. Alhamdulillah pada kesempatan ini penyusun telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Islam”. Sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Pada kesempatan ini penyusun sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, yang telah memberikan arahan sehingga tugas ini terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada penyusun. Penyusun menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Semoga dengan adanya makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi kepada pihak-pihak yang akan mengembangkan lebih jauh untu