IDUL
FITRI DAN ASPEK TRADISI ISLAM
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Walillahil Hamd.
Hadirin kaum muslimin Rahimmakumullah
Alhamdulillah baru saja kita selesai
menjalankan rangkaian ibadah puasa Ramadhan. Setelah sebulan penuh kita bersama
menahan haus, lapar, dan dahaga, kini saatnya kita merasakan ni’mat dari sebuah
perjuangan, ni’mat dari sebuah pengorbanan, ni’mat dari sebuah kesabaran yaitu
ni’mat kemenangan. Maka sudah selayaknya kita sebagai manusia beryukur atas
segala ni’mat yang Allah berikan.
Semalam suntuk di seantero dunia kaum
muslimin bertakbir dan bertasbih mengagungkan asma Allah, sebagai luapan rasa
bahagia, sebagai ungkapan bentuk syukur demi menyambut kedatangan hari kemenangan.
Keesokan paginya terlihat semua kaum muslimin berduyun-duyun melangkahkan kaki
ketempat dimana akan dilaksanakannya shalat id fitri. Suasana Bahagia, haru
biru menghias diwajah setiap orang, disertai dengan meluncurnya kata maaf dan
do’a yang tulus.
Firman Allah Dalam Surat Al A’la 14-15
“Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan Dia ingat nama
Tuhannya, lalu Dia sembahyang.”
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Walillahil Hamd.
Bagi kaum muslimin sebagai kapasitasnya
makhluk sosial, Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk bersilaturahmi dengan
keluarga, sanak saudara, dan sahabat. Maka tidak heran apabila saat Idul Fitri
umumnya kaum muslimin ingin bertemu dan berkumpul dengan keluarga untuk saling
memaafkan, menghilangkan rasa benci,dan dendam diantara semuanya. Hal ini
dilakukan Karena dalam kehidupan sehari-hari kita sering khilaf dan salah.
Bukankah manusia itu sebagai Al Insan Mahalul khata wannysian (tempat salah dan
lupa). Maka sudah sepantasnya sesame umat muslim untuk saling memaafkan. Puasa
ramadhan dan amaliah Idul fitri ini sebagai wujud pengalaman agama untuk untuk
menetralisir pencemaran/dosa.
Hadirin, Jamaah Idul Fitri yang
berbahagia
Mengapa puasa ramadhan identik dengan
Idul fitri? Karena ibadah puasa dan idul fitri adalah mata rantai yang tak
terpisahkan, identik dengan kebahagiaan dn identik dengan silaturahmi. Mengapa
silaturahmi mendapat posisi sedemikian mulia didalam agama? Karena Islam
mengajarkan bahwa salah satu perilaku akhlaq mulia ialah kesediaan seseorang
untuk meyambung persaudaraan dengan sesama, bersilaurahmi dan saling
mengunjungi yang selama ini sudah menjadi tradisi dan budaya kita dalam
mensyiarkan hari raya.
Silaturahmi yang dikehendaki Islam
adalah pertemuan antara manusia sebagai pihak yang sejajar, tidak memandang
harta , pangkat dan jabatan, tidak mengenal tua atau muda. Pendeknya
silaturahmi harus murni dengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Walillahil Hamd.
Hadirin, jamaah Idul Fitri yang
berbahagia
Dari perjalanan sejarah rupanya Idul
Fitri bagi bangsa Indonesia bukanlah terbatas sebagai hari raya agama saja tapi
telah meluas menjadi budaya bangsa. Untuk itu dalam suasana bahagia ini,
sungguh rugi jika kita tidak menyempatkan diri untuk bertafakur seraya bertanya
kepada diri sendiri , apakah unut kita yang tersisa ini akan cukup panjang
untuk menunggu kehadiran Ramadhan , Lailatul Qadar dan Idul Fitri tahun depan?
Mengapa harus bertanya demikian? Karena ajal seluruh mahkluk hanya Allah yang
mengetahui, mungkin saat ini kita masih bisa merasakan kebahagiaan ini tapi
entahlah tahun depan.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Walillahil Hamd.
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang
dimuliakan Allah Swt
Pada hari kemenangan ini kita
seolah-olah mengalami kehidupan baru dan suasana baru yang penuh kebahagiaan,
diiringi dengan jiwa raga yang bersih, hati yang suci, dan semangat yang
optimist dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Maka wajar apabila
kemenangan ini di identikan dengan kemeriahan. Dikalangan masyarakat awam,
mereka lebih cenderung menyukai dan memiliki kebanggaan tersendiri, bila
memeriahkan Idul Fitri semeriah mungkin. Kecendurungan ini muncul seperti
kebiasaan yang sudah wajar, meskipun memang perlu diperhatikan, karena hal itu
terkait erat dengan kodrat manusia yang selalu condong mengikuti hawa nafsunya.
Terutama bagi orang-orang yang tipis imannya, maka hasrat untuk menikmati
kesenangan duniawi biasanya lebih besar dari pada untuk kepentingan kehidupan
ukhrawi. Lebih – lebih kalau kita maklumi, sekarang ini kita hidup dizaman
pancaroba, dimana manusia umumnya sudah tidak takut lagi dengan yang namanya
dosa, bahkan sudah tidak peduli lagi dengan kata halal atau haram terhadap
segala perbuatan. Nah kekeliruan seperti inilah yang sering kita temui dizaman
sekarang, yaitu salah memaknai Idul Fitri, sehingga Idul Fitri sering diartikan
sebagai saat-saat rukhsah (keringanan hukum) untuk berbuat hura-hura dan
pemborosan. Dan yang lebih ironisnya lagi ketika sebagian orang salah memaknai
tentang Idul Fitri yang hanya menganggap sebagai ajang mengumbar hawa nafsu
kebendaan dan kesenangan sedemikian rupa. Itulah potret Idul Fitri yang pernah
diceritakan Rasulullah Saw :
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
“Sungguh, Iblis yang terlaknat
berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu, berkumpullah anak buahnya dan
bertanya, “Waahi tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah? Akan
kami pecahkan kepalanya?”. Si iblis menjawab , “ Tak ada apa-apa, hanya saja
Tuhan telah member ampunan kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus
menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan bermabuk-mabukan,
agar Tuhan murka.”
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Walillahil Hamd.
Hadirin jamaah Idul Fitri yang
berbahagia,
Sesungguhnya hari raya hanyalah milik
Allah. Hari Raya bukanlah ajang berfoya-foya ataupun berhura-hura, melainkan
hakikatnya Idul Fitri ini adalah kesederhanaan. Memang betapa sulit sekali
untuk hidup sederhana dalam masyarakat modern, dimana nilai kesuksesan
seseorang lebih dilihat dari berbgai macam aksesoris kemewahan duniawi yang
secara tidak sadar itu hanyalah kesenangan semata. Maka dari itu bersikaplah
dewasa dalam menjalani hidup ini.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Walillahil Hamd.
Sebagai penutup khotbah dihari
kemenangan ini marilah kita khusyu dan kita tengadahkan tangan untuk berdo’a
kepada Allah Swt, semoga amal ibadah yang selama ini kita kerjakan mulai dari
awal muhaaram sampai bertemu kembali dengan bulan syawal selalu mendapat ridho
dan barokah dari Allah, diampunkan segala dosa yang pernah dilakukan dan di
ijabhkan do’a serta harapan yang masih tersimpan, tuntunlah kami semua dalam
menemukan ketinggian Asma-Mu, semoga Allah senantiasa memberikan Penerang jalan
kehidupan kita. Aamiin Aamiin Ya Rabbal Alamiin..
Nama :
Teni Tisnia
Npm : 1141170501027
Semester II A
Komentar