TAFSIR
Q S. AL- LAHAB AYAT 1 – 5
A.
Mukaddimah
Surah ini disepakati turun di Mekkah sebelum Nabi berhijrah
ke Madinah. Terdapat beberapa nama untuk
kumpulan ayat-ayat yang berbicara tentang Abu Lahab ini. Dalam banyak Mushhaf
namanya adalah surah Tabbat sesuai dengan kata pertama ayatnya. Dalam beberapa
Mushhaf surah ini dinamai surah al-Masad ( sabut penjerat ). Sementara mufassir
menamainya surah Abi Lahab.
Tema utama bahkan satu-satunya tema adalah tentang
kebinasaan yang akan dialami oleh salah seorang tokoh utama kaum musyrikin
yaitu Abu Lahab. Uraian menyangkut kebinasaan istrinya adalah bagian siksa yang
akan dialami oleh Abu Lahab itu.
Al-Biqa’i menegaskan bahwa tujuan utama suarah ini adalah
memastikan kerugian sang kafir walaupun dia adalah orang yang paling dekat
hubungan kerabatnya kepada manusia yang paling beruntung ( Nabi Muhammad SAW ).
Ini menunjukkan bahwa Allah yang menetapkan ajaran agama yang menyandang
keagungan yang tidak dapat dilukiskan. Dia melakukan apa yang dia kehendaki,
karena tidak ada yang serupa dengann-Nya. Itu untuk mendorong manusia meyakini
ajaran Tauhid. ( Al-Mishbah : 2002 : 595 )
B.
Asbabun Nuzul dan Munasabah surah
Al-Lahab
Suatu ketika Rasulullah SAW mendaki bukit shafa di Mekkah,
untuk berseru mengisyaratkan akan adanya bahaya yang mengancam. Maka
berkumpullah sejumlah penduduk Mekkah termasuk Abu Lahab. Nabi SAW antara lain
bersabda: “Seandainya aku menyampaikan kepada kamu bahwa akan ada musuh yang
menyerang di pagi atau sore hari, apakah kamu akan mempercayaiku?” Mereka
menjawab bahwa: “Kami tidak pernah mengetahiu kamu berbohong”. Nabi SAW
kemudian menjelaskan kepada mereka tentang ancamam hari Akhir yang akan mereka
hadapi , jika mereka mengabaikan
tuntunan Allah. Mendengar itu Abu Lahab berseru: “Binasalah engkau
sepanjang hari! Apakah untuk itu engkau mengumpulkan kami?” Maka turunlah surah
ini. ( Al-Mishbah : 2002 : 596 )
Peristiwa diatas diperkirakan terjadi pada tahun IV setelah
kenabian. Ada juga yang meriwayatkan bahwa suatu ketika Abu Lahab datang kepada
Nabi bertanya apa yang akan diperoleh jika dia memeluk Islam ? Nabi menjawab:
“Seperti yang diperoleh kaum muslimin” Abu Jahl menjawab: “Celakalah agama ini,
bila aku dipersamakan dengan mereka”. Maka turunlah ayat ini. ( Al-Mishbah :
2002 : 596 )
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa istri Abu Lahab
menyebarkan duri-duri di tempat yang akan dilalui Nabi SAW. Ayat ini ( Q.S.
Al-Lahab : 1-4 ) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan
bahwa orang yang menghalang-halangi dan menyebarkan permusuhan terhadap Islam
akan mendapat Siksaan Allah. (ASbabun Nuzul : 2002 : 688 )
Adapun munasabah surah Al-Lahab dengan surah sebelumnya
yaitu surah An-Nasr bahwa menerangkan tentang kemenangan yang diperoleh Nabi
Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya. Sementara pada surah ini Allah
menjelaskan tentang kebinasaan dan siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab
dan istrinya sebagai orang-orang yang menentang Nabi Muhammad SAW. Dan
munasabah surah ini dengan surah sesudahnya yaitu surah Al-Ikhlas yang
mengemukakan bahwa Tauhid dalam Islam
adalah Tauhid yang semurni-murninya. ( Al-‘Usyr Al-Akhir : - : 75 )
C.
Kajian Kosa Kata
ôM¬7s? !#yt Î1r& 5=ygs9 ¡=s?ur ÇÊÈ !$tB 4Óo_øîr& çm÷Ytã ¼ã&è!$tB $tBur |=|¡2 ÇËÈ 4n?óÁuy #Y$tR |N#s 5=olm; ÇÌÈ ¼çmè?r&tøB$#ur s's!$£Jym É=sÜysø9$# ÇÍÈ Îû $ydÏÅ_ ×@ö7ym `ÏiB ¤|¡¨B ÇÎÈ
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. Kelak
Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. Dan
(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. Yang
di lehernya ada tali dari sabut.
D.
Pembahasan Tafsir Qs. Al – Lahab ayat 1-5
ôM¬7s? !#yt Î1r& 5=ygs9 ¡=s?ur ÇÊÈ
1.
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
Al-Biqa’I
menghubungkan surah ini dengan kandungan surah yang lalu antara lain dengan
menyatakan bahwa pada surah an-Nasr telah ditegaskan kepastian datangnya
kemenangan dan berbondong-bondongnya masyarakat memeluk islam. Abu Lahab
dikenal sangat luas sebagai salah seorang yang paling menentang Nabi SAW. dan
ajaran islam. Dari sini timbul pertanyaan tentang sikapnya, apakah menerima
kebenaran atau menolaknya.
Ayat-ayat
diatas telah menjatuhkan vonis atas Abu Lahab dengan menyatakan: Binasalah
kedua tangan yakni seluruh totalitas Abu
Lahab dan sekali lagi dia telah binasa. Tidaklah berguna baginya harta bendanya
yang banyak dan selalu yang dia simpan lagi enggan meyedekahkannya dan apa yang
ia usahakan selain harta benda seperti anak, kerabat, teman-teman, kedudukan
sosial dan lain-lain.
Kata (تَبَّتْ) tabbat terdiri dari dua huruf yaitu
ta’ dan ba’. Menurut Al-Biqa’i, penggabungan dua huruf itu apapun diantara
keduanya yang didahulukan, maka ia mengandung makna keputusan atau kepastian
yang pada umumnya berakhir dengan kebinasaan. Siapa yang memutuskan diri hanya
untuk menoleh kepada sebab dan tidak kepada penyebab (Allah) maka ia telah
binasa. Sementara ulama memahami kata tabbat bagaikan mengandung makna
permohonan dari pembaca kepada Tuhan dan tabba adalah pengabulan Allah atas
permohonan itu. Permohonan yang diajarkan disini setimpal dengan apa yang
dilakukan dan diucapkan oleh Abu Jahl terhadap Nabi saw. dalam satu riwayat
dijelaskan bahwa Abu Jahl ketika itu mengambil batu lalu melempar kearah Nabi
saw. sambil mengucapkan makian dan harapannya itu.
Ada juga yang berpendapat bahwa kata
tabba menggunakan makna tabbat, apalagi boleh jadi timbul kesan dari kata ( !#yt ) yada/kedua tangan bahwa kebinasaan
tersebut terbatas sekaligus
mengisyaratkan bahwa yang dimaksud dengan kedua tangan disini bukan arti
hakikinya, tetapi makna majazi yakni totalitas yang bersangkutan. Penggunaan
kata tangan untuk makna majazi ini karena biasanya aktivitas manusia terlaksana
dengan baik melalui kedua tangannya.
(Tafsir Al – Misbah : 2002 : 597)
ôM¬7s? !#yt Î1r& 5=ygs9 ¡
Kalimat ini merupakan do’a untuk Abu
Lahab agar merugi dan celaka. Kata rusak disini di tujukan kepada kedua tangan,
karena kedua tangan itulah alat untuk melakukan suatu perbuatan dan merupakan
alat kekuatan. Jika kedua tangan telah rusak, berarti ia pun telah rusak. Jadi,
jika tidak mempunyai tangan, adanya seperti tidak adanya.
=s?ur
Dan benar – benar telah rusak dan rugi (celaka).
Ayat pertama mendo’akan agar Abu Lahab
menderita kerugian dan kerusakan. Ayata kedua menunjukan bahwa hal tersebut
telah menjadi kenyataan yang menimpa Abu Lahab. Ia benar-benar telah merugi di
dunia dan di akhirat.
Kemudian
di sebutkan bahwa apa yang selama ini ia banggakan, yakni harta dan pangkatnya,
semuanya tak ada gunanya kelak di hari kiamat.
( Tafsir Al – Maraghy, Hal : 459)
!$tB 4Óo_øîr& çm÷Ytã ¼ã&è!$tB $tBur |=|¡2 ÇËÈ
Ayat
kedua diatas bermaksud menginformasikan bahwa Abu Lahab sama sekali tidak
memiliki peluang untuk selamat. Harta benda yang diandalkannya tidak akan
menyelamatkan atau mengurangi kebinasaanya, bahkan segala apa yang dapat di
usahakannya pun tidak akan bermanfaat. (Tafsir Al – Mishbah : 2002 : 599).
Ketika
itu harta dan perbuatannya di dunia yang memusuhi Nabi Muhammad SAW untuk
meraih pangkat dan popularitas sama sekali tidak bias menembus dirinya. Jadi,
seakan akan Ia tak berbuat kebaikan sedikitpun ketrika di dunia. Di dunia, Ia
tidak pernah menang dihadapan Nabi SAW, tak dapat membendung kehendak Allah.
Semua amal perbuatannya tidak bisa dijadikan sebagai penebus dirinya dari api
neraka. Bahkan Ia tertimpa kehancuran di dunia dan diakhirat akan menerima
siksaan yang maha berat. (Tafsir Al – Maraghy : Hal : 460)
4n?óÁuy #Y$tR |N#s 5=olm; ÇÌÈ
Setelah
ayat-ayat sebelumnya menegaskan kebinasaan Abu Lahab yang terbukti Dia alami
dalam kehidupan dunia ini, ayat diatas melukiskan kebinaannya di akhirat kelak.
Allah berfirman : Kelak di hari kemudian dia akan masuk kedalam api yang
menyala-nyala dan tidak pernah padam (Tafsir Al – Mishbah : 2002 : 599)
Abu
Lahab, kelak akan di sikssa di api neraka yang apinya berkobar-kobar dengan
ganasnya. Neraka tersebut juga Allah sediakan untuk orang-orang seperti Abu
Lahab, yakni kaum kafir yang menentang Nabi SAW. Siksaan tersebut lebih pedih
disbanding siksaan di dunia, yakni kandasnya usahanya dan usaha istrinya.
(Tafsir Al Maraghy : Hal : 460)
¼çmè?r&tøB$#ur s's!$£Jym É=sÜysø9$# ÇÍÈ
Manusia biasanya sangat cinta kepada istrinya, bahkan
bersedia berkornan untuknya, di sisi lain istri biasa menolong suaminya dalam
kesulitan. Ayat diatas menggambarkan Abu Lahab karena bukan hanya dia sendiri
yang terbakar tetapi Ia dan Istrinya juga ikut terbakar, dan Ironisnya adalah
bahwa sang istri sendiri yang menjadi pembawa kayu bakar guna mengobarkan api
neraka yang membakar sang suami itu. Dan dia tampil dengan sangat hina karena
ketika itu dilehernya ada tali dari sabut bukan kalung bermata berlian atau
hiasan yang menggambarkan kemuliaan. (Tafsir Al – Mishbah : 2002 : 600).
Istri Abu Lahab kelak juga akan menerima siksa didalam
neraka. Istri Abu Lahab itu bernama Arwa Binti Harb, saudara perempuan Abu Sufyan
Bin Harb. Siksaan tersebut merupakan balasan atas upaya yang ia lakukan didalam
memadamkan dakwah Rasulullah SAW, disamping selalu menyebarkan fitnah kepada
nabi. Juga dikatakan bahwa istrinya selalu membawa seikat kayu berduri,
kemudian disebarkan dijalan yang biasa dilewati nabi SAW. hal ini dimaksudkan
untuk menyakiti Nabi SAW. (Tafsir Al – Maraghy
: Hal : 461).
Îû $ydÏÅ_ ×@ö7ym `ÏiB ¤|¡¨B ÇÎÈ
Ayat diatas bermaksud menggambarkan betapa hina yang
bersangkutan sehingga bagian tubuhnya yang menjadi tempat hiasan, justru
terjerat dengan tali yang terbuat dari sabut, tali yang amat kokoh, katakanalah
yang biasa dipergunakan untuk mengikat perahu yang sedang berlabuh. Ayat ini
dapat juga dipahami sebagai yang menggambarkan bahwa yang bersangkutan menjadi
pemulung kayu, yang meletakkan barang pulungan di punggung sambil
menggantungkannya dengan tali yang melilit ke lehernya.
Istri Abu Lahab juga meninggal dengan kemusyrikan sehingga
ayat diatas dapat dinilai sebagai salah satu ayat yang berbicara tentang gaib
yang telah terbukti dengan kenyataan.
Surah ini merupakan salah satu surah yang berbicara tentang
gaib serta merupakan salah satu bukti betapa luasnya pengetahuan Allah. Abu
Lahab selalu ingin membuktikan bahwa Rasulullah berbohong. Sebenarnya jika dia
mau, bisa saja setelah turunnya surah ini, dia “berpura-pura” memeluk islam dan
ketika itu dia dapat “membuktikan” dalam bahasa kenyataan bahwa informasi yang
diterima oleh Nabi Muhammad saw. tidak benar. Namun demikian itu tidak
dilakukannya, boleh jadi karena tidak terpikir olehnya, dan karena kekufurannya
sudah demikian mendarah daging sehingga benar-benar dia tidak beriman dan wajar
masuk ke neraka sebagaimana diinformasikan di surah ini.
(Tafsir
Al-Misbah:2002: 600)
Dileher istrinya terdapat tambang benang yang di pintal
dengan kuat. Allah SWT menggambarkan rupa istri Abu Lahab sebagai pemanggul
seikat kayu berduri, kemudian di ikatkan di lehernya. Hal ini merupakan
penghinaan atas dirinya dan suaminya yang di pilih sebagai suami dan
pendampingnya.
Kesimpulannya : sesungguhnya istri Abu Lahab yang telah
memaksakan dirinya untuk melakukan pekerjaan berat dan aib bagi dirinya , yakni
perbuatan merusak sesame dan suka menyalakan api permusuhan antar sesame pula.
Gambaran orang seperti itu ibarat pemanggul kayu, ia menggunakan tambang kasar
dan kuat untuk mengikat bawaannya, yakni kayu bakar. Gambaran sepeti ini
merupakan gambaran terburuk untuk kaum perempuan. ( Tafsir Al – Maraghy : Hal :
461).
E.
Hikmah Tarbiyah/Kesimpulan
Dalam surat Al-
Lahab ini, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik, diantaranya:
1.
Surat ini merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Dimana
Allah menurunkan surat ini dalam kondisi Abu Lahab dan istrinya masih hidup,
sementara keduanya telah divonis sebagai orang yang akan disiksa didalam api
neraka, yang konsekuensinya mereka berdua tidak akan menjadi orang yang
beriman. Dan apa yang dikabarkan Allah subhanahu wata’ala Dzat Yang Maha
Mengetahui perkara yang gaib pasti terjadi.
2.
Tidak berguna sedikitpun harta benda (untuk melindungi) seseorang dari azab
Allah ketika ia melakukan perbuatan yang mendatangkan murka Allah subhanahu
wata’ala.
3.
Haramnya menganggu orang beriman secara mutlak.
4.
Tidak bermanfaat sedikitpun hubungan kekerabatan seorang musyrik, dimana Abu
Lahab adalah pamannya Nabi tetapi ia di dalam neraka.
5. Hubungan kekeluargaan dapat
bermanfaat jika itu dibangun di atas keimanan. Lihatlah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan Abu Lahab punya kedekatan dalam kekerabatan, namun hal
itu tidak bermanfaat bagi Abu Lahab karena ia tidak beriman.
6. Tidak bermanfaatnya harta dan
keturunan bagi orang yang tidak beriman, namun sebenarnya harta dan keturunan
dapat membawa manfaat jika seseorang itu beriman.
7. Bahaya saling tolong menolong dalam
kejelekan sebagaimana dapat dilihat dari kisah Ummu Jamil yang membantu
suaminya untuk menyakiti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
F. Penutup
Demikian surah ini menggambarkan
kesudahan yang dialami oleh salah seorang yang memusuhi Nabi saw. dan demikian
pula yang akan oleh setiap yang memusuhi Nabi Muhammad saw.
REFERENSI
1.
M.
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Bandung: Mizan, 2002
2.
M.
Nasib ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibn Katsir, Jakarta; Gema Insani Press, 2003
3.
Ahmad
Mustahapa al-Maraghy, Tafsir al-Maraghy, Semarang; cv. Thoha Putra Semarang,
1993
4.
Syaikh
Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Tafsir Juz ‘Amma, ----: ----, ----
5.
K.
H. Q. Shaleh, Asbabun Nujul, Bandung: Diponegoro, 2002
Komentar